Sabtu, 13 April 2013

SUKSESI



DINAMIKA MASYARAKAT TUMBUH-TUMBUHAN (SUKSESI)

A. Pengertian Suksesi (Sere):

Spurr (1964), mengatakan bahwa suksesi merupakan proses yang terjadi secara terus-menerus yang ditandai oleh perubahan vegetasi, tanah dan iklim dimana proses ini terjadi. Sedangkan Costing (1956), menyatakan bahwa perubahan-perubahan bertahap atau proses suksesi ini
berlangsung karena habitat tempat tumbuh masyarakat tumbuhan mengalami modifikasi oleh beberapa daya kekuatan alam dan aktivitas organisme berupa perubahanperubahan
terhadap tanah, air, kimia dan lain-lain. Perubahan masyarakat tumbuhan dimulai dari
tingkat pionir sederhana sampai pada tingkat klimaks, dalam hal ini tumbuhan pioner merubah habitatnya sendiri sehingga cocok untuk species baru, keadaaan ini berlangsung terus hingga tingkat klimaks tercapai (Clements, 1923; halle, 1.97G; Clark, 1954, Ewuse, 1980).

Tentang adanya perubahan habitat, dinyatakan bahwa komunitas pertama akan merubah keadaan tanah dan iklim mikro. Dengan demikian memungkinkan masuknya species kedua yang menjadi dominan dan mengubah keadaan lingkungan dengan cara mengalahkan species yang pertama
dan hal ini memungkinkan masuknya species yang ketiga, demikian seterusnya sampai tingkat klimaks tercapai (Whittaker, 1970; Odurn, 1970; Whitmore,1975) Secara singkat suksesi adalah suatu proses perubahan komunitas tumbuh-tumbuhan secara teratur mulai dari tingkat pionir sampai pada tingkat klimaks di suatu tempat tertentu.

Komunitas klimaks adalah komunitas yang berada dalam keadaan keseimbangan dinamis dengan
lingkungannya. Sedangkan tingkat sere adalah setiap tingkat/tahap dari sere, dan komunitas sere adalah setiap komunitas tumbuhan yang mewakili setiap tingkat
sere.
Species klimak adalah suatu species yang berhasil beradaptasi terhadap suatu habitat sehingga species tersebut menjadi dominan di habitat yang bersangkutan.

·        Faktor Penyebab Suksesi

1. Faktor Iklim
- fluktuasi kondisi iklim yang tidak konsisten
- kekeringan
- radiasi yang kuat
- dan lain-lain yang merusak vegetasi sehingga terjadi suksesi.

2. Faktor Topografi/Edafis
Faktor ini berkaitan dengan perobahan dalam tanah. Ada 2 faktor penting yang berkaitan dengan tanah yang membawa perobahan habitat, yaitu:
a. Erosi tanah, yaitu suatu proses hilangnya lapisan permukaan tanah oleh angin, aliran air dan hujan.
b. Deposisi tanah, yaitu proses pengendapan/ penimbunan tanah oleh angin, longsor, glacier atau
turunya salju di suatu tempat.
3. Faktor biotik penyebab rusaknya vegetasi yang mengakibatkan suksesi adalah :
- penggembalaan
- penebangan
- deforestasi
- hama dan penyakit
- perladangan
- dan lain-lain


C. Tipe-tipe Suksesi

1. Hidrosere
Hidrosere adalah suksesi tumbuhan yang terjadi di habitat air atau basah".
2. Halosere
Halosere adalah suksesi tumbuhan yang terjadi di tanah/air masin.
3. Xerosere
Xerosere adalah suksesi tumbuhan yang terjadi di habitat kering. Tumbuhan pionirnya berupa lumut kerak,bakteria,dan ganggang.
4. Psammosere
Psammosere adalah suksesi tumbuhan yang terjadi di habitat berpasir.
5. Lithosere
Lithosere adalah suksesi tumbuhan yang terjadi di permukaan batuan.
6. Serule
Serule adalah miniatur suksesi mikroorganisme bakteri, jamur, dll) pada pohon yang mati, kulit
pohon, dll,(miniatur suksesi)

D. Tahab-tahab Suksesi

Shukla dan Chandel (1932) mengemukakan sembilan macam tahapan dalam proses suksesi,
yaitu:
1. Nudation : terbukanya vegetasi penutup tanah (terbentuknya tanah kosong).
2. Migrasi : cara-cara dimana tumbuhan sampai pada daerah tersebut di atas. Biji-biji tumbuhan sampai pada daerah tersebut di atas mungkin terbawa angin, aliran air, mungkin pula melalui tubuh hewan tertentu.
3. Ecesis : proses perkecambahan, pertumbuhan, berkembang biak dan menetapnya tumbuhan baru tersebut. Sebagai hasil ecesis individu-individu species tumbuh mapan di suatu tempat
(established).
4. Agregation : sebagai hasil dari ecesis, individu-individu dari suatu jenis berkembang dan menghasilkan biji, maka biji-biji tersebut akan tersebar pada areal yang terbuka di sekelilingnyasehingga tuinbuh berkelompok (beragregasi).Ecesis dan agregasi merupakan invasi species tersebut.
5. Evolution of community relationship : merupakan suatu proses apabila daerah yang kosong ditempati species-species yang berkoloni. Species tersebut akan berhubungan satu sama lainnya.
Bentuk hubungan ini kemungkinan akan mengikuti salah satu dari tipe eksploitasi, mutualisme
dan co-existance.
6. Invation : dalam proses koloni, biji tumbuhan telah beradaptasi dalam waktu yang relatif panjang pada tempat tersebut. Biji tumbuh dan menetap (penguasaan lahan oleh tumbuh-tumbuhan yang bersifat agresif dan adaptif).
7. Reaction : terjadinya perubahan habitat yang disebabkan oleh tumbuhan tersebut dengan merubah lingkungannya terutama dengan cara:
a. Merubah sifat dan reaksi tanah
b. Merubah iklim mikro Reaksi merupakan proses yang terus menerus dan menyebabkan kondisi yang cocok bagi species yang telah ada dan lebih cocok pada individu yang baru. Dengan
demikian reaksi memegang peranan penting dalam pergantian species.
8.Stabilization: kompetisi dan reaksi berlangsung terus menerus ditandai dengan perubahan lingkungan yang mengakibatkan struktur vegetasi berubah. Dalam jangka waktu lama akan terbentuk individu yang dominan dan perubahan yang terjadipun relatif kecil disamping iklim mempunyai peranan penting dalam membatasi proses ini menjadi stabil. Dengan perkataan lain, stabilisasi merupakan suatu proses dimana individu-individu tumbuhan mantap tumbuh di suatu habitat tanpa banyak dipengaruhi oleh perobahan-perobahan dalam habitat
tersebat.
9. Klimaks :setelah stabilisasi, pada tahap ini species yang dominan mempunyai keseimbangan dengan 1ingkungannya, keadaan habitat dan struktur vegetasi relatif koristan karena pertumbuhan jenis dominan telah mencapai batas.



E. Macam Suksesi

Berdasarkan proses terjadinya terdapat dua macam
suksesi;

1. Sukesesi primer (prisere)
Suksesi primer adalah perkembangan vegetasi mulai dari habitat tak bervegetasi hingga mencapai masyarakat yang stabil dan klimaks.
2. Suksesi sekunder (subsere)
Suksesi sekunder terjadi apabila klimaks atau suksesi yang normal terganggu atau dirusak, misalnya oleh kebakaran, perladangan, penebangan, penggembalaan, dan kerusakan-kerusakan lainnya.

F. Faham-fahara tentang Klimaks

1. Faham Monoklimaks (Costing, 1956) Beranggapan bahwa pada suatu daerah iklim hanya
ada satu macam klimaks yaitu suatu formasi yang paling metaphysic. Jadi klimaks boleh dikatakan suatu pencerminan keadaan iklim. Disamping itu iklim sebagai faktor yang paling stabil dan berpengaruh, terdapat pula faktor-faktor lain atau profaktor-profaktor, seperti faktor tanah, biotis dan fisiografi. Profaktor-profaktor ini menyebab-kan terbentuknya proklimaks-proklimaks sebagai berikut :

a. Subklimaks terjadi apabila perkembangan vegetasi terhenti di bawah tingkat terakhir, dibawah klimaks, sebagai akibat faktor-faktor bukan iklim, misalnya karena keadaan geografi seperti keadaan di Pulau Krakatau.
b. Proklimaks Posklimaks, apabila pembentukan klimaks menyimpang dari tipe yang sewajarnya,
misalnya sebagai akibat dari keadaan fisiografi. Keadaan yang lebih lembab dan
lebih baik menghasilkan posklimaks, sedangkan keadaan yang lebih kering dan kurang baik
menghasilkan proklimaks.
c. Disklimaks, terjadi sebagai akibat beberapa gangguan sekunder yang menyebabkan tak dapat
berkembang lagi ke arah klimaks karena keadaan tempat tumbuh amat berubah menjadi buruk,
misalnya terhenti pada tingkat semak belukar
2. Faham Polyklimaks(Braun-Blanquet, 1932) Beranggapan bahwa tidak hanya iklim yang dapat menumbuhkan klimaks. Bagi penganut faham kedua ini ada beberapa macam kilmaks: klimaks iklim, klimaks edafis, klimaks fisiografis, klimaks kebakaran dan sebagainya.
3. Teori Informasi
Merupakan faham terbaru yang dikembangkan oleh margalef (1968) dan Odum (1969). Pada tahap klimaks komunitas tersebut mempunyai informasi maksimum dan entrophy maksimum. Enthrophy adalah jumlah energy yang tidak terpakai dalam suatu sistem ekologi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar