DINAMIKA
MASYARAKAT TUMBUH-TUMBUHAN (SUKSESI)
A.
Pengertian Suksesi (Sere):
Spurr (1964),
mengatakan bahwa suksesi merupakan proses yang terjadi secara terus-menerus
yang ditandai oleh perubahan vegetasi, tanah dan iklim dimana proses ini
terjadi. Sedangkan Costing (1956), menyatakan bahwa perubahan-perubahan
bertahap atau proses suksesi ini
berlangsung
karena habitat tempat tumbuh masyarakat tumbuhan mengalami modifikasi oleh
beberapa daya kekuatan alam dan aktivitas organisme berupa perubahanperubahan
terhadap tanah,
air, kimia dan lain-lain. Perubahan masyarakat tumbuhan dimulai dari
tingkat pionir
sederhana sampai pada tingkat klimaks, dalam hal ini tumbuhan pioner merubah
habitatnya sendiri sehingga cocok untuk species baru, keadaaan ini berlangsung
terus hingga tingkat klimaks tercapai (Clements, 1923; halle, 1.97G; Clark,
1954, Ewuse, 1980).
Tentang adanya
perubahan habitat, dinyatakan bahwa komunitas pertama akan merubah keadaan
tanah dan iklim mikro. Dengan demikian memungkinkan masuknya species kedua yang
menjadi dominan dan mengubah keadaan lingkungan dengan cara mengalahkan species
yang pertama
dan hal ini
memungkinkan masuknya species yang ketiga, demikian seterusnya sampai tingkat
klimaks tercapai (Whittaker, 1970; Odurn, 1970; Whitmore,1975) Secara singkat suksesi adalah suatu proses
perubahan komunitas tumbuh-tumbuhan secara teratur mulai dari tingkat pionir
sampai pada tingkat klimaks di suatu tempat tertentu.
Komunitas
klimaks adalah komunitas yang berada dalam keadaan keseimbangan dinamis dengan
lingkungannya.
Sedangkan tingkat sere adalah setiap tingkat/tahap dari sere, dan komunitas
sere adalah setiap komunitas tumbuhan yang mewakili setiap tingkat
sere.
Species klimak
adalah suatu species yang berhasil beradaptasi terhadap suatu habitat sehingga
species tersebut menjadi dominan di habitat yang bersangkutan.
·
Faktor Penyebab Suksesi
1. Faktor Iklim
- fluktuasi
kondisi iklim yang tidak konsisten
- kekeringan
- radiasi yang
kuat
- dan lain-lain
yang merusak vegetasi sehingga terjadi suksesi.
2. Faktor
Topografi/Edafis
Faktor ini
berkaitan dengan perobahan dalam tanah. Ada 2 faktor penting yang berkaitan
dengan tanah yang membawa perobahan habitat, yaitu:
a. Erosi tanah,
yaitu suatu proses hilangnya lapisan permukaan tanah oleh angin, aliran air dan
hujan.
b. Deposisi
tanah, yaitu proses pengendapan/ penimbunan tanah oleh angin, longsor, glacier
atau
turunya salju di
suatu tempat.
3. Faktor biotik
penyebab rusaknya vegetasi yang mengakibatkan suksesi adalah :
- penggembalaan
- penebangan
- deforestasi
- hama dan
penyakit
- perladangan
- dan lain-lain
C.
Tipe-tipe Suksesi
1. Hidrosere
Hidrosere adalah
suksesi tumbuhan yang terjadi di habitat air atau basah".
2. Halosere
Halosere adalah
suksesi tumbuhan yang terjadi di tanah/air masin.
3. Xerosere
Xerosere adalah
suksesi tumbuhan yang terjadi di habitat kering. Tumbuhan pionirnya berupa
lumut kerak,bakteria,dan ganggang.
4. Psammosere
Psammosere
adalah suksesi tumbuhan yang terjadi di habitat berpasir.
5. Lithosere
Lithosere adalah
suksesi tumbuhan yang terjadi di permukaan batuan.
6. Serule
Serule adalah
miniatur suksesi mikroorganisme bakteri, jamur, dll) pada pohon yang mati,
kulit
pohon,
dll,(miniatur suksesi)
D.
Tahab-tahab Suksesi
Shukla dan
Chandel (1932) mengemukakan sembilan macam tahapan dalam proses suksesi,
yaitu:
1. Nudation :
terbukanya vegetasi penutup tanah (terbentuknya tanah kosong).
2. Migrasi :
cara-cara dimana tumbuhan sampai pada daerah tersebut di atas. Biji-biji
tumbuhan sampai pada daerah tersebut di atas mungkin terbawa angin, aliran air,
mungkin pula melalui tubuh hewan tertentu.
3. Ecesis :
proses perkecambahan, pertumbuhan, berkembang biak dan menetapnya tumbuhan baru
tersebut. Sebagai hasil ecesis individu-individu species tumbuh mapan di suatu
tempat
(established).
4. Agregation :
sebagai hasil dari ecesis, individu-individu dari suatu jenis berkembang dan
menghasilkan biji, maka biji-biji tersebut akan tersebar pada areal yang
terbuka di sekelilingnyasehingga tuinbuh berkelompok (beragregasi).Ecesis dan
agregasi merupakan invasi species tersebut.
5. Evolution of
community relationship : merupakan suatu proses apabila daerah yang kosong
ditempati species-species yang berkoloni. Species tersebut akan berhubungan
satu sama lainnya.
Bentuk hubungan
ini kemungkinan akan mengikuti salah satu dari tipe eksploitasi, mutualisme
dan
co-existance.
6. Invation :
dalam proses koloni, biji tumbuhan telah beradaptasi dalam waktu yang relatif
panjang pada tempat tersebut. Biji tumbuh dan menetap (penguasaan lahan oleh
tumbuh-tumbuhan yang bersifat agresif dan adaptif).
7. Reaction :
terjadinya perubahan habitat yang disebabkan oleh tumbuhan tersebut dengan
merubah lingkungannya terutama dengan cara:
a. Merubah sifat
dan reaksi tanah
b. Merubah iklim
mikro Reaksi merupakan proses yang terus menerus dan menyebabkan kondisi yang
cocok bagi species yang telah ada dan lebih cocok pada individu yang baru.
Dengan
demikian reaksi
memegang peranan penting dalam pergantian species.
8.Stabilization:
kompetisi dan reaksi berlangsung terus menerus ditandai dengan perubahan
lingkungan yang mengakibatkan struktur vegetasi berubah. Dalam jangka waktu
lama akan terbentuk individu yang dominan dan perubahan yang terjadipun relatif
kecil disamping iklim mempunyai peranan penting dalam membatasi proses ini
menjadi stabil. Dengan perkataan lain, stabilisasi merupakan suatu proses
dimana individu-individu tumbuhan mantap tumbuh di suatu habitat tanpa banyak
dipengaruhi oleh perobahan-perobahan dalam habitat
tersebat.
9. Klimaks
:setelah stabilisasi, pada tahap ini species yang dominan mempunyai
keseimbangan dengan 1ingkungannya, keadaan habitat dan struktur vegetasi
relatif koristan karena pertumbuhan jenis dominan telah mencapai batas.
E.
Macam Suksesi
Berdasarkan
proses terjadinya terdapat dua macam
suksesi;
1. Sukesesi
primer (prisere)
Suksesi primer
adalah perkembangan vegetasi mulai dari habitat tak bervegetasi hingga mencapai
masyarakat yang stabil dan klimaks.
2. Suksesi
sekunder (subsere)
Suksesi sekunder
terjadi apabila klimaks atau suksesi yang normal terganggu atau dirusak,
misalnya oleh kebakaran, perladangan, penebangan, penggembalaan, dan
kerusakan-kerusakan lainnya.
F.
Faham-fahara tentang Klimaks
1. Faham
Monoklimaks (Costing, 1956) Beranggapan bahwa pada suatu daerah iklim hanya
ada satu macam
klimaks yaitu suatu formasi yang paling metaphysic. Jadi klimaks boleh
dikatakan suatu pencerminan keadaan iklim. Disamping itu iklim sebagai faktor
yang paling stabil dan berpengaruh, terdapat pula faktor-faktor lain atau
profaktor-profaktor, seperti faktor tanah, biotis dan fisiografi.
Profaktor-profaktor ini menyebab-kan terbentuknya proklimaks-proklimaks sebagai
berikut :
a. Subklimaks
terjadi apabila perkembangan vegetasi terhenti di bawah tingkat terakhir,
dibawah klimaks, sebagai akibat faktor-faktor bukan iklim, misalnya karena
keadaan geografi seperti keadaan di Pulau Krakatau.
b. Proklimaks
Posklimaks, apabila pembentukan klimaks menyimpang dari tipe yang sewajarnya,
misalnya sebagai
akibat dari keadaan fisiografi. Keadaan yang lebih lembab dan
lebih baik
menghasilkan posklimaks, sedangkan keadaan yang lebih kering dan kurang baik
menghasilkan
proklimaks.
c. Disklimaks,
terjadi sebagai akibat beberapa gangguan sekunder yang menyebabkan tak dapat
berkembang lagi
ke arah klimaks karena keadaan tempat tumbuh amat berubah menjadi buruk,
misalnya
terhenti pada tingkat semak belukar
2. Faham
Polyklimaks(Braun-Blanquet, 1932) Beranggapan bahwa tidak hanya iklim yang
dapat menumbuhkan klimaks. Bagi penganut faham kedua ini ada beberapa macam
kilmaks: klimaks iklim, klimaks edafis, klimaks fisiografis, klimaks kebakaran
dan sebagainya.
3. Teori
Informasi
Merupakan faham
terbaru yang dikembangkan oleh margalef (1968) dan Odum (1969). Pada tahap
klimaks komunitas tersebut mempunyai informasi maksimum dan entrophy maksimum.
Enthrophy adalah jumlah energy yang tidak terpakai dalam suatu sistem ekologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar