KARAKTERRISTIK PULAU HARUKU
Data pulau haruku :
Pulau haruku termasuk pulau oseanik.
Geografis :
· Jauh dari benua.
· Dikelilingi laut.
· Ukuran kecil.
· Suhu udara stabil.
· Iklim serimg tidak sama dengan benua.
Geologis :
· Vulkanik/koralin.
· Terbentuk zaman tertier muda.
· Mengandung sedikit mineral berharga.
Biodiverisitas :
· Sangat rendah.
Pergiliran jenis :
· Cepat.
Satwa laut berbiak di pantai :
· Banyak.
Sumber daya teristerial :
· Sedikit.
Sumber daya bahari :
· Sangat berharga.
Dari ciri-ciri di atas pulau haruku termasuk pulau oseanik.
Batasan geografis pulau haruku :
· Sebelah utara berbatasan dengan polau seram.
· Sebelah selatan berbatasan dengan laut banda.
· Sebelah barat berbatasan dengan pulau ambon.
· Sebelah timur berbatasan dengan pulau saparua.
Gambar 1 : Pulau haruku.
· Posisi pulau haruku :
P. Haruku, yang berpusat di Pelauw, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Luas daerah penyelidikan adalah 12 x 13 km2 atau ± 150 km2, dengan posisi geografis antara 3o 30’ 38,88” - 3o 38’ 14,64’’ LS dan 128o 23’ 54,24”– 128o 34’ 40,8” BT atau 433100 mT - 452800 mT dan 9598100 mU – 9612200 mU pada sistem UTM zone 52, belahan bumi selatan.
· Iklim pulau haruku :
Iklim di pulau haruku adalah iklim laut tropis dan iklim musim, karena letak pulau haruku di kelilinggi oleh laut. Oleh karena itu iklim di sini sangat dipengaruhi oleh lautan dan berlangsung bersamaan dengan iklim musim, yaitu musim Barat atau Utara dan musim Timur atau Tenggara. Pergantian musim selalu diselingi oleh musim Pancaroba yang merupakan transisi dari kedua musim tersebut. Musim Barat umumnya berlangsung dari bulan Desember sampai dengan bulan Maret, sedangkan pada bulan April merupakan masa transisi ke musim Timur dan musim Timur berlangsung dari bulan Mei sampai dengan bulan Oktober, disusul oleh masa pancaroba pada bulan November yang merupakan transisi ke musim Barat.
Data lain mengenai pulau haruku :
2.1. Geologi
2.1.1. Morfologi
Morfologi daerah penyelidikan dibagi menjadi lima satuan morfologi, dengan penamaan diambil berdasarkan morfometri dari bentang alam, yaitu: Satuan morfologi pedataran, Satuan morfologi perbukitan landai, Satuan morfologi perbukitan bergelombang, Satuan morfologi perbukitan curam dan Satuan morfologi perbukitan terjal.
2.1.2. Litologi
Litologi daerah penelitian disusun berdasarkan ciri dan karakteristik batuan, kenampakan di lapangan dengan memperhatikan prinsip volkanostratigrafi dari hasil pemetaan lapangan (Gambar 2). Litologi di daerah penelitian dikelompokkan menjadi enam satuan batuan dengan urutan dari tua ke muda yaitu:
2.1.1. Morfologi
Morfologi daerah penyelidikan dibagi menjadi lima satuan morfologi, dengan penamaan diambil berdasarkan morfometri dari bentang alam, yaitu: Satuan morfologi pedataran, Satuan morfologi perbukitan landai, Satuan morfologi perbukitan bergelombang, Satuan morfologi perbukitan curam dan Satuan morfologi perbukitan terjal.
2.1.2. Litologi
Litologi daerah penelitian disusun berdasarkan ciri dan karakteristik batuan, kenampakan di lapangan dengan memperhatikan prinsip volkanostratigrafi dari hasil pemetaan lapangan (Gambar 2). Litologi di daerah penelitian dikelompokkan menjadi enam satuan batuan dengan urutan dari tua ke muda yaitu:
1. Satuan aliran piroklastik tua (TBx)
Satuan ini tersebar di bagian barat dan utara daerah penyelidikan menempati 0.5 % dari luas daerah penyelidikan. Satuan ini merupakan aliran piroklastik berwarna abu-abu muda sampai kecoklatan, komponen berupa kuarsit berwarna putih kecoklatan, keras dan membentuk foliasi, tufa berwarna putih kecoklatan dengan butiran kasar dan andesit berwarna abu-abu tua, porfiritik dan keras, terdapat mineral plagioklas, piroksen dan amfibol. Satuan ini ditemukan hanya di beberapa tempat dengan penyebaran yang tidak merata dan tidak diketahui sumber alirannya. Satuan inidiperkirakan berumur Tersier danditindih secara tidak selaras oleh Satuan Aliran Lava Noni dan Huruano.
Satuan ini tersebar di bagian barat dan utara daerah penyelidikan menempati 0.5 % dari luas daerah penyelidikan. Satuan ini merupakan aliran piroklastik berwarna abu-abu muda sampai kecoklatan, komponen berupa kuarsit berwarna putih kecoklatan, keras dan membentuk foliasi, tufa berwarna putih kecoklatan dengan butiran kasar dan andesit berwarna abu-abu tua, porfiritik dan keras, terdapat mineral plagioklas, piroksen dan amfibol. Satuan ini ditemukan hanya di beberapa tempat dengan penyebaran yang tidak merata dan tidak diketahui sumber alirannya. Satuan inidiperkirakan berumur Tersier danditindih secara tidak selaras oleh Satuan Aliran Lava Noni dan Huruano.
2. Satuan Aliran Lava Huruano 1 (TpLH1)
Satuan ini tersebar di bagian barat daya sekitar desa Oma dengan luas sekitar 1,1 % dari luas daerah penyelidikan. Satuan ini merupakan aliran lava dasit berwarna abu-abu muda sampai kehitaman, porfiritik, vesicular dan keras tersusun oleh mineral plagioklas, kuarsa, piroksen, biotit dan ampibol. Struktur lava yang terbentuk berupa pillow lava (lava bantal) dan kekar – kekar yang cukup kuat dengan urat-urat yang terisi oleh kuarsa, hal tersebut menunjukan satuan ini diendapkan di bawah permukaan laut, singkapan banyak ditemukan di sekitar pesisir pantai Oma. Ketebalan satuan ini dipermukaan sampai ± 2 m. Satuan ini berselingan dengan breksi monomik berwarna kehitaman dengan komponen lava andesit berukuran kerikil sampai kerakal, fragmen berupa andesit, keras dan terkekarkan tertindih secara tidak selaras dengan satuan batu gamping. Sumber alirannya diperkirakan dari kerucut G.Huruano yang berada di tengah pulau dengan arah aliran ke barat daya hingga ke selatan. Satuan ini diperkirakan berumur Pliosen.
Satuan ini tersebar di bagian barat daya sekitar desa Oma dengan luas sekitar 1,1 % dari luas daerah penyelidikan. Satuan ini merupakan aliran lava dasit berwarna abu-abu muda sampai kehitaman, porfiritik, vesicular dan keras tersusun oleh mineral plagioklas, kuarsa, piroksen, biotit dan ampibol. Struktur lava yang terbentuk berupa pillow lava (lava bantal) dan kekar – kekar yang cukup kuat dengan urat-urat yang terisi oleh kuarsa, hal tersebut menunjukan satuan ini diendapkan di bawah permukaan laut, singkapan banyak ditemukan di sekitar pesisir pantai Oma. Ketebalan satuan ini dipermukaan sampai ± 2 m. Satuan ini berselingan dengan breksi monomik berwarna kehitaman dengan komponen lava andesit berukuran kerikil sampai kerakal, fragmen berupa andesit, keras dan terkekarkan tertindih secara tidak selaras dengan satuan batu gamping. Sumber alirannya diperkirakan dari kerucut G.Huruano yang berada di tengah pulau dengan arah aliran ke barat daya hingga ke selatan. Satuan ini diperkirakan berumur Pliosen.
3. Satuan Aliran Lava Huruano 2 (TpLH2)
Satuan ini tersebar di bagian tengah hingga ke selatan dengan luas sekitar 15 % dari luas daerah penyelidikan. Satuan ini merupakan aliran lava andesit berwarna abu-abu tua sampai kehitaman, porfiritik, vesicular dan keras tersusun oleh mineral plagioklas, piroksen, dan ampibol. Struktur lava berupa sheeting joint ditemukan di Wai Panas. Satuan ini tertindih secara tidak selaras dengan satuan batu gamping. Air panas dengan suhu yang tinggi ( ± 100°C) ditemukan pada satuan ini pada gosong pasir. Sumber satuan ini diperkirakan dari kerucut G.Huruano yang berada di tengah pulau dengan arah aliran ke barat daya hingga ke selatan.
Berdasarkan data pentarikan jejak belah (fission track) pada mineral zircon diperoleh umur batuan sekitar 3,5 ± 0,2 juta tahun atau sekitar Pliosen Awal. Tidak diketahui kontak antara satuan ini dengan satuan breksi tufa.
Satuan ini tersebar di bagian tengah hingga ke selatan dengan luas sekitar 15 % dari luas daerah penyelidikan. Satuan ini merupakan aliran lava andesit berwarna abu-abu tua sampai kehitaman, porfiritik, vesicular dan keras tersusun oleh mineral plagioklas, piroksen, dan ampibol. Struktur lava berupa sheeting joint ditemukan di Wai Panas. Satuan ini tertindih secara tidak selaras dengan satuan batu gamping. Air panas dengan suhu yang tinggi ( ± 100°C) ditemukan pada satuan ini pada gosong pasir. Sumber satuan ini diperkirakan dari kerucut G.Huruano yang berada di tengah pulau dengan arah aliran ke barat daya hingga ke selatan.
Berdasarkan data pentarikan jejak belah (fission track) pada mineral zircon diperoleh umur batuan sekitar 3,5 ± 0,2 juta tahun atau sekitar Pliosen Awal. Tidak diketahui kontak antara satuan ini dengan satuan breksi tufa.
· Pulau haruku memiliki hasil laut yang sangat banyak,dan memiliki sumber panas bumi yang dapat dimanfaatkan dengan baik.
· Spesies tumbuhan pada pilau haruku tidak begitu banyak,dipengaruhi luas pulau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar